Pages

Friday, December 30, 2011

1st Adventure in Solo :D

Parang Ijo Waterfall :D
Sama sekali ga tau tempat wisata di wilayah eks-Surakarta, tapi berkat seseorang yang dulu deket, berkelilinglah aku menuju tempat adventure yang belum pernah aku datengin. Dan yang pertama adalah Air Terjun Parang Ijo, berlanjut ke Candi Cetho yang terletak di daerah Karanganyar :)
Parang Ijo Waterfall :)
Cetho Temple :)


My 20th

My second birthday with someone special in my life. Nglanggeran, Gunung Api Purba yang ada di Kabupaten Patuk Gunung Kidul. Sesutu yang direncanakan mungkin, tapi sedikit berantakan karena ada beberapa hal yang musti dikerjakan selain rencana ini. Yang akhirnya kami berhasil mengambil sedikit waktu untuk real vacation to Gunung Api Purba.
Mungkin saya akan selalu mengenangnya dalam setiap moment ulang tahun saya :)

Tuesday, September 13, 2011

Small Family (hope)


Other Side "Kaka"

Ricardo Izecsion "Kaka"
I just take a pic at Caroline Celico twitter :D

Friday, July 8, 2011

8 Juli 2011


Bukan sebuah kenangan, dan aku memutuskan melakukan perjalanan ini karena aku ingin menghapus kembali jejak langkah tawa kita..
Aku yakinkan niatku, aku teguhkan pendirianku.
Tapi disaat seperti ini kenapa kamu tiba2 ngehubungin aku, setelah sekian lamanya.
Jujur, aku kembali takut untuk menghapus semua jejak langkah kita,
Aku udah ga ingin kamu, aku udah berusaha nutup kamu,
Tapi dengan tiba2 kamu hubungin aku, dan obrolan yang ga banget buat aku terima.
Hela nafas yang aku keluarkan seakan melengkapi deritaku, sekian lama aku menuju terang tapi seperti biasa kamu tiba2 muncul, melenyapkan semua usahaku..
Dan berita yang paling menyedihkan lagi, kamu akan hadir kembali ditengah2 kelompok kita. ini sungguh bayangan yang mengerikan.

Tapi, aku harus menjadi pribadiku yang tenang kembali, aku tau kalo ini hanya cobaanku untuk mendapatkan apa yang terbaik.
Dan aku hanya berkabar, tunggu aku taman Edelweis yang selalu menjadi saksi janjimu untukku :)

Wednesday, June 29, 2011

Apa ini??

29 Juni 2011

Ga ada rasa apa-apa, tapi abis chating sama temen nan jauh aku masih liat icon YM kamu online. Dan aku langsung inget sama semua masalah yang terjadi disini, dulu dan sekarang. Merasa ternyata banyak orang yang ga suka sama aku, entah itu sifat, kelakuan, perkataan dan apalah itu dari diri aku. Dari orang yang sebelumnya deket sama kamu ga suka kalo aku sama kamu deket, malah sampai sekarang dia masih dingin sama aku. Lalu orang yang yang suka sama kamu pada saat bersamaan aku deket sama kamu. Dan berlanjut orang yang benci sama kamu itu juga benci sama aku.
Aku salah? Iya mungkin, karena deket sama kamu, orang yang selalu dipandang orang namun malah deket sama orang macam aku.
Dulu emang aku berusaha ngertiin mereka, hingga akhirnya teman-teman yang sebelumnya dekat denganku pun ikut menjauh. Dan selanjutnya aku ga pernah berfikir bagaimana seharusnya, tapi aku selalu berpikir bagaimana yang membuatku bahagia.
Jalan kehidupan ga pernah berhenti, dari yang mulus sampai yang terjal dan hampir aku menyerah. Tapi semua aku lewatin, walaupun aku banyak kehilangan sesuatu yang berharga.
Tapi, ternyata tidak berselang terlalu lama sebuah masalah layaknya tembok China ku terjang muncul kabut hitam tebal dan pekat datang. Tapi aku belum mau menyerah hingga aku berkata menyerah.
Kabut tebal itu ga bisa pergi, malah menambah pekat, hingga aku ga bisa melihat orang-orang disekelilingku termasuk kamu. Tangisan sudah pecah, teriakan selalu mengiringi, dan karena ternyata mendapati ga ada yang ada disamping aku ketika aku menghadapi situasi ini, termasuk kamu. Aku pun benar-benar menyerah.
Sekarang, semua berubah. Akupun menjadi seseorang yang dulu, aku menyadari bahwa hal yang aku lakukan kemarin sangat merugikanku. Beberapa hal yang sangat berharga itu hilang, aku ingin mencapainya, tapi apa aku masih layak?
Aku pikir semua akan terasa berat. Tapi, aku menemukan arti kehidupan dan orang-orang didalamnya. Satu persatu aku perbaiki, namun ga bisa layaknya kesempurnaan yang aku bayangkan. Dan memang hidup itu ga harus apa yang kita ingin, hidup itu adalah menjadi yang terbaik.
Namun, setelah berjalan sekian lama, aku masih saja dihinggapi rasa bersalah. Tiba-tiba aku tau masih banyak yang membenciku, aku terus mencari jawaban. Kenapa harus aku yang terlihat kau benci? Dan aku menemukan kenyataan lagi bahwa kamu juga membenciku, kau menolak membalas pesanku, kau menghapus semua kenangan, dan juga hanya sebuah media social network saja kau hapus namaku.
Sakit, karena setelah perjuanganku mempertahankanmu, sekarang malah kamu juga membenciku. Padahal aku pernah bertanya, kenapa disaat banyak orang membenciku kamu malah mendekatiku? Dan jawaban yang realistic keluar “karena aku lebih tau kamu daripada orang-orang sekitar”.
Sekarang aku menunggu jawaban jujurmu, kenapa kamu sekarang juga membenciku?



Friday, June 24, 2011

Freedom, Just a Beginning from The End

Bismillahirrahmanirrahim


Ga terasa udah 4 tahun aku disini, menikmati segala hal yang pahit, manis, hambar, hingga kebanggaan..
Tapi kini harus menuju akhir, ya, aku harus sesegera mungkin mengakhiri kehidupan atas pilihan yang aku buat kemarin :)
Belum berakhir, tapi masih berjalan pelan, dan semoga akhirnya cepat berakhir.
Segala doa, segala usaha, segala hal dilakukan maupun ditinggalkan :)


Tapi target dari tujuan awalku memilih hidup seperti ini ternyata tidak terpenuhi semua :(
Konsekuensi? iya lah, aku tau porsiku, tapi untuk lebih menuju baik maka aku ambil porsi lebih dan aku juga musti nyadar sama konsekuensi yang bakal terjadi..

Mengutip kata-kata bapak
"Kamu yang ambil, kamu yang terima konsekuensinya, mau jelek, mau buruk, kamu harus terima. Tapi jangan lupa untuk berikutnya harus menjadi pribadi yang lebih baik :)"




Surakarta, 24 Juni 2011



Tuesday, June 14, 2011

Edelweis

Edelweis

Aku persembahkan bunga Edelweis ini untukmu kasihku
Edelweis?
Karena kasihku kepadamu seperti bunga Edelweis
Berada di puncak gunung yang tinggi
Pengorbanan dan perjuangan untuk mencapainya
Kasihku kepadamu cantik laksana bunga Edelweis, wangi, lembut, putih suci
Edelweis yang tak pernah layu meski sudah ku petik dan terhambur jatuh menghiasi wajahmu
Tapi, tak akan tega aku merusaknya, membawanya ke tempat asingnya
Terimalah harumnya, walaupun hanya dalam sebuah bingkai foto
Hingga suatu saat nanti kau akan ku bawa serta mengunjunginya
Menikmati kasih Edelweis kita
Abadinya cinta kita

-Padang Edelweis Sindoro-
Karena suatu waktu kita menorehkan tinta dalam catatan kenangan, walaupun kini kita tak bersama, berikanlah abadi edelweis kita
-argoPUTRI-


Monday, June 13, 2011

Note From Gede Pangarango

Menuju Gede Pangrango


                Beberapa hari setelah aku dan rombongan Gova yang lain pulang dari Baduy, Akbar (adik tingkatku) ngajakin buat naik Gede Pangrango, tapi dengan syarat musti nyampai Pangrango juga. Yap, dia bilang gitu karena 2 tahun terakhir rombongan Gova yang berkunjung kesana ga tembus Pangrango dengan berbagai alasan. Lalu akupun pada saat itu menjadi kepala divisi Gunung Hutan dalam kepengurusan mengiyakan ajakan itu. Setelah itu kami woro-woro dan menentukan tanggal berangkat beserta rencana perjalanan. Ternyata ada hari libur beberapa hari, walaupun musti bolos 2 hari, hehehe, tapi gapapa yang penting musti seimbang lah.. hehehe.

Senin 14 Juni 2010
                Setelah Ujian PLKH alias mootcourt Perdata pukul 17.00 aku langsung segera meluncur ke sekre Gova untuk ganti baju menuju ke Cibodas. Sebelumnya udah persiapan segalanya soalnya, jadi disini diceritain dari sini aja ya, hehehe. Temen-temen yang lain udah siap dari tadi, setelah itu ditemani hujan rintik yang tadi cukup deras dan bikin was was perjalanan kami diantar menuju stasiun Jebres. O ya, rombongan ada 7 orang yaitu aku, Dimas Ragil, Surya, Akbar, Septi, Bintang, Muyasaroh. Jam 18.45 kami sampai di stasiun dan langsung beli tiket kereta jurusan Bandung, kita nanti turun di Stasiun Padalarang koq.
                Jam 19.00 kereta datang, dan berangkatttttttt…… huhuhu, penuh sesak, clingak clinguk dari gerbong 1 ke gerbong yang lain. Alhasil kami duduk dengan rombongan yang terpisah karena ga bisa kalo dalam 1 rombongan, udah pada keisi semua euy bangkunya.
Simple aja kalo pas dikreta, tidur, ngemil, ngobrol barang bawaan apa ja yang kurang, dan tidur lagi, huhuhu.

Selasa 15 Juni 2010
                Have a nice day, sampai juga kami di Stasiun Padalarang pada pukul 06.20. turun, langsung menuju mushola, berbenah, huhuhu..  sebenernya aku tadinya belum tau mau turun di stasiun mana karena Bintang, Suryo, Muyas dan Septi udah pernah kesini, huhhuu.
                Yap, begitu selesai berbenah semuanya, kami langsung menuju tempat buat naik bus menuju Cibodas, bukan di halte lo :p berhubung kita ni masih seger buat jalan dan aku juga pengen liat-liat pasar yang kita lewatin kami putuskan buat jalan kaki menuju tempat buat kita nunggu bus menuju Cibodas. O ya, nama tempat pemberhentiannya tu Tol Padalarang, kita keluar stasiun terus belok kanan jalan pasar lurus terus, mentok ketemu jalan raya, jangan lupa kita musti menyebrang karena busnya itu menuju arah kanannya kita (berhubung ga sempet buka kompas jadi ga  tau arah :p) berhubung aku laper banget dan kita ngelewatin pasar, ga lupa aku beli gorengan ma bakcang.
                Nunggu sekitar 15 menit kita udah langsung dapat bus karena emang lumayan banyak bus menuju Cibodas yang lewat. Tepat pukul 07.36 kita duduk diatas bus, hehehe. Busnya jurusan Jakarta-Bogor via puncak ya sodara-sodara J, eh ya nama busnya “Doa Ibu”, semoga ibuku pada saat itu juga mendoakan anaknya, soalnya aku pergi naek gunung ini juga ga bilang ma ibu :p
                Kegiatan di bus pun dimulai, tidur :p, sedang mba Muy musti menahan mabok gara2 naek bus dan jalan menuju Puncak yang emang kalo ga nahan pasti perut bakal bergejolak :p (peace mba)

                Jam 10.15 kami sampai di pertigaan Cibodas yang menjadi tujuan naik bus kami, setelah itu kami naik angkot menuju Cibodas. Banyak koq angkot yang menuju Cibodas, tapi tetep pinter-pinter nawar ya J biar ga terlalu mahal J perjalanan juga ga lama-lama banget, ga nyampe setengah jam koq.
                Jam 11.00 kami sampai di Cibodas, dan langsung mengurus perijinan di Kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tempatnya luas, nyaman, dingin padahal ga pake AC :D. daftar, karena sebelumnya kita belum boking soalnya waktunya ga kekejar pas mau daftar, alhasil kita nekat aja baru daftar pas sampai sini. Sebenernya system pendaftaran sebelum naik Gunung Gede Pangrango diberlakukan system booking terlebih dahulu, dan apabila sudah memenuhi kuota maka kita ga bisa naik lagi, huhuhu, tapi untungnya kemarin itu yang naik baru dikit, oya kemarin sebelum naik kita juga kirim telegram buat jaga-jaga kalo butuh berkas pendaftaran. Abis itu kita ngisi kuisioner tentang pengetahuan alam, berbahagialah kalian yang jadi mapala atau semacamnya karena pasti bakal dapet ilmu teorinya, hehehe, yup, orang awam yang mau naik pas ngisi kuisionernya ada yang bilang ke kita kalau ga ngerti sama sekali jawaban pertanyaannya, hehehe, makanya dengan bangganya aku ajarin ajah :p udah lupa sih semua pertanyaannya tapi sedikit inget oq, contohnya tentang bagaimana menggunakan peta dan kompas, terus makanan survival, gitu gitu deh.
                Abis ngisi prosedur pendaftaran kita nunggu buat dikasi berkas-berkas buat naik, RIBET banget, tapi gapapa lah demi menjaga keamanan dan kebersihan. Dikasih surat ijin, terus dikasi kertas buat nulis bahan makanan yang menghasilkan sampah terus tar suruh difotocopi sejumlah orang yang naik. Waktu buat pendakian hanya diijinkan 2 hari 1 malam, buset dah, padahal kita itu pengen naek Pangrango juga, tapi dikasi ijinnya cuma 2 hari 1 malem, padahal bawa 3 cewek pula, petugasnya ga manusiawi bener -.- karena katanya kalau mau naik Pangrango dan waktunya udah abis suruh turun dulu abis itu ngurus ijin lagi, EDYAN beud tuh..

                Hasy, udah ga mau mikir dah ma perjalanan yang kehambat gara-gara prosedure. Abis itu kita putusin buat nginep dulu ke Yayasan Survival Indonesia (YSI) yang basecampnya deket sama kantor ini, soalnya kita udah ada yang kenal ma anggota YSInya. Dan si empunya juga pacar mbaku di Gova :p (peace mba Vitri)
                Karena masih siang menuju sore, kita jalan-jalan keliling komplek (busyet dah komplek). Ke Green Ranger terus kenalan gitu (tapi lupa nama masnya -.-) terus ngobrol-ngobrol soal aturan naik GP, dan mas Green Ranger bisa kasih solusi, makasih ya mas J, tar kalo mau naek mending nyari info juga ma penjaga Montana biar bisa antisipasi juga segala hal J  dan dilanjutkan maen-maen ma anak-anak sono juga terus istirahat biar besok bisa fresh buat naik.

Selasa 16 Juni 2010
                04.00 alarmku bunyi dan saatnya bangun kawan!! Dingin tapi seger, seneng ma udara Cibodas, huhuhu. Langsung mandi, ganti baju, masak dan makan. Jam 05.30 kita lansung berangkat ke Gunung Putri tempat kita start pendakian dengan angkot yang kemarin kita naikin dan nego. Sejam perjalanan kita udah sampai di basecamp Gunung Putri, dan tau ga? Si Petugas masih tidur di dalem -.-, kita ketokin ma panggil2 bapaknya. Setelah petugas bangun dan buka pintu kita langsung urus perijinan dan kemudian si bapak masuk lagi, kita pemanasan aja dulu, huhuhu. Kata Surya disini suhunya sekitar 18° C.
                Jam 07.00 pas kita start pendakian, biar ga sore nyampai Puncaknya. Tapi sebelumnya kita orientasi dulu jalan mana yang kita lewati nanti. Jangan sampe salah jalan loh, soalnya awal pendakiannya itu kita di perladangan, jadi banyak cabang.
                Awal start pendakianya lumayan lah buat pemanasan, kita melewati perladangan, terus nyebrang sungai kecil (kalo di kota namanya selokan ato got, tapi kalo disni airnya bersih cuy)  kemudian kita melewati hutan pinus yang merupakan Hutan Produksi yang dikelola oleh KPH PERHUTANI Cianjur. Medan mulai sulit dan terjal, selanjutnya kita akan memasuki hutan tropika, dan pada ketinggian 1.850 m.dpl, kita sampai di Pos 1 jam 08.40 mungkin ini yang namanya Tanah Merah, dimana akan kita jumpai sebuah Pos Penerangan Taman Nasional Gede-Pangrango yang sudah tidak terpakai. Jam 08.56 WIB sampai shelter sebelum pos 2 yang mungkin namanya Legok Lenca dan jalur terus menanjak, tapi anehnya disini tetep dingin, dan kalau kita ga ada pergerakan menggigilah kita, makanya jalan terus pantang berhenti lama. Jam 09.20 sampai pos 2 dan mungkin namanya Buntut Lutung (soalnya kita ga tau nama-nama tempat itu, plus ga ada tulisan petunjuk sama sekali kecuali nama pos 2). Sampai Lawang Saketeng 11.40 WIB dengan ketinggian 2460 mdpl. Break jam 12.10-12.47 WIB untuk makan siang karena kita kelaperan banget dan ga tanggung-tanggung kita makan ditengah jalan :p soalnya ga ada tempat datar juga, kalaupun nyari pos pemberhentian kita ga yakin bakal sampai jam berapa, walaupun si Septi pernah naik lewat sini tapi ampun deh niy orang udah lupa medan (zZZZzzz) maklum uda 2 taun berlalu, hehehe. Jam 12.47 mendaki lagi dan sampai pos 5 jam 13.17 WIB, duwh, ga ada jalan bonus sama sekali lewat jalur ini, capek sih iya, tapi ga terlalu kerasa karena rasa dingin yang brrr banget, jadi semangat buat jalan terus J.

Beberapa saat sebelum sampai Surya Kencana jalan sangat datar dan aku berkeyakinan kalau Alun-alunnya tinggal deket :p dan akhirnya pukul 14.22 WIB sampai juga di Alun-alun Surya Kencana (2750mdpl). Disini kita langsung melepaskan carier dan foto :D tapi setelah rombongan belakang sampai kita disuruh makai carier lagi dan jalan lagi soalnya airnya ada di Alun-alun sebelah barat (tetep ngeyel buat foto-foto dulu :p) kita ambil jalur yang lurus buat ke alun-alun barat. jam 14.49 kita sampai di alun-alun barat yang ada sungainya, hmmm seger loh. Sholat di alam bebas ah.
                Setelah puas bermain-main beberapa anggota menyarankan buat camp di puncak, padahal akunya pengen maen disini dulu, lumayan kan ada air bisa buat mainan :p, tapi si Ketua Perjalanan (KP) mutusin buat camp di puncak karena estimasi waktu L
                Pukul 15.52 WIB kami melanjutkan perjalanan dari alun-alun barat menuju puncak Gede, jalurnya kanan ya, jam 17.00 sampai dipuncak Gede (2958 mdpl) :D, akhirnya sampai juga, nunggu rombongan yang belakang aku sama Akbar dan Surya foto-foto dulu. Setelah rombongan belakang sampai juga kami langsung membentuk lingkaran dan menyanyikan hymne GOVA (mengharukan sekali T.T). setelah mencari tempat camp langsung dah buka carier dan dome buat tidur kita, sayangnya malam ini ga bersahabat, jadi mendung bergelayutan di awan T_T. masak, makan dan tidurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

Rabu 17 Juni 2010
Karena suasana yang mendukung, kita malas2an deh, apalagi aku yang disuruh masak, hehehe. Jam 11.24 kami baru beranjak dari Puncak Gede, hehehe, jangan ditiru ya kemalasan kami J. Terlalu siang untuk target kami selanjutnya, tapi ga apalah pokoknya target musti terpenuhi J. Jalan menuju Puncak Pangrango musti turun ke Kandang Badak dulu abis itu ntar ambil jalur ke sisi kanan (kalo yang kiri tu menuju Puncak Gede, dari Kandang Badak lo). Jadi kita musti turun ke Kandang Badak dulu terus naek ke arah Pangrango.
Dibutuhkan waktu 2 jam buat turun (standar perjalanan biasa) ke Kandang Badak, ngelewatin yang namanya jembatan setan (yang turun musti make tali) yang agak mengerikan tapi asoy, walaupun mba Muy lewat bawah karena ternyata ada jalan pintas yang memutar saudara2. Trek dari Puncak Gede ke Kandang Badak itu batu, kebayang deh kalo ujan >.<
Sampai di Kandang Badak sekitar pukul setengah 2, sekalian makan n sholat J. Setelah bersantai ria kita langsung beranjak menuju Puncak Pangrango, karena kita ngejar waktu jangan sampai kemaleman nyampai Mandalawangi. Soalnya kita juga belum tau jalan ke Puncak Pangrango.
Jam 14.30 kami beranjak dari Kandang Badak dengan penuh keyakinan untuk mencapai puncak Pangrango. Jalan yang dilewati bener2 asoy, halang rintang pohon tumbang banyak banget, huhuhu, padahal fisik kami udah terkuras kemarin, tapi aku tetep yakin bisa sampai puncak. Walaupun waktu melenceng jauh dari yang direncanakan, gapapa, yang penting sampai Puncak bareng-bareng (itu hal penting yang harus dirasain J). Jalurnya bener2 amazing (maklum, jarang dikunjungi orang) membuat kita agak kesel dikit, apalagi aku yang di depan :p. tapi waktu terus berjalan, begitu juga dengan derap langkahku. Berasa jalan ini ga ada ujungnya, ampun DJ dah, padahal banyak bonus tempat datar, tapi absolutely kami ketipu, bener-bener hampir frustasi deh T_T.
Jam 19.00 aku menemukan dataran sedikit luas dan kemudian aku teriak sama yang dibelakang kalo dikit lagi Puncak, soalnya mba Muy n Septi tepar, huhuhu, hampir saja aku juga tepar, tapi hawa Puncak membuatku kembali bersemangat J. Karena kondisi 2 cewek ini sudah down, maka kami istirahat sejenak ditempatku tadi dan Kak Ragil, Bos Bin n Suryo ngecek ke atas apakah emang bener Puncak udah deket, karena kalo ga kita putusin ngecamp di tempat datar tadi. Beberapa menit berselang mereka kembali dan bilang “Mandalawangi indah dan anget banget”, hoa…. Aku malah nambah semangat, dan akhirnya kami menuju Mandalawangi yang cuma sekitar 10 menit dari tempatku istirahat tadi J.
Dan akhirnya aku menginjakan diri di Lembah Mandalawangi dengan terpancar cahaya bulan yang ditemani bintang di lembah edelweiss ini, hangat memang, dan senyum terpancar dari kami semua, karena hanya kita berenam yang ada disini. Ucapan selamat pun keluar dari mulut kami, dipinggir sungai kecil yang kalau kemarau ga ada airnya kami berkumpul dan nyanyiin hymne Gova (it’s amazing moment guys). Senyummu terpancar juga kakak di hadapanku, ingin rasanya meluk kamu tapi kakak malah kasih jabatan tangan dan ciuman hangat di kening (thanx k, semoga ga ada yang tau kamu cium kening aku :p)
Yup, capek pasti masih terasa, langsung deh kita buka carier, buka dome, masak, makan dan time to sleep :p.
Anget banget niy tempat, nyaman banget rasanya, apalagi ngrasain sama kakak, hehehe, ini kadonya kak J
Hawa mistis yang diceritain sama orang-orang ga aku rasain (apa aku emang bener-bener ga peka ya??). aku suka banget malah sama suasananya, sunyi, that’s it yang aku pengen, tenang banget deh pokoknya J

Kamis, 18 Juni 2010
                Jam 05.00 kita bangun, dan hampir bersamaan, ga sabar liat sunrise, tapi sayangnya musti naek ke Puncak Pangrango dulu L. Dan akhirnya mas Ragil sama Suryo hunting sunrise ke Puncak Pangrango sedang aku milih masak, hehehe aktifitas kesenenganku (kali ini ga make partner), soalnya aku uda rencana buat masak paling enak di Lembah Kasih ini J buat sodara, mas mba dan juga adek2ku, untuk menghilangkan rasa cape naik 2 hari 2 malam kemarin J
Time to take a picture, hehehe, posa pose, njelajah Mandalawangi dan aku juga mampir buang hajat disini, hehehe.
Lembah Mandalawangi tu katanya punya luas 5 ha, huhuhu, luasnya, dan dipenuhi dengan pohon edelweiss (paling suka sama edelweiss, baunya beda2 lo di tiap tempat).
Waktu juga yang membatasi kami, setelah puas menikmati semuanya, kita packing dan pulangggggggggggggggggg… hmmmmm….. “kenanglah aku disini, ditemani bunga eidelweis saksi kecupan, senyuman dan semangat kita kawan J
Jam 10.20 kita naik ke Puncak Pangrango (karena kalo dari Mandalawangi juga musti lewat puncak, hehehe) terus dilanjut foto2 bentar di sana dan langsung lanjut lagi menuju Cibodas J. Cukup 150 menit menuju Kandang Badak (padahal tadi malem kita naik ntu mpe 4 jam-an -.-). Jam 13.15 kami langsung turun dari Kandang Badak biar ga kemaleman sampai Cibodasnya.
Turun jalur Cibodas emang nyenengin. Nglewatin tempat-tempat cantik, hmmm. Jalannya pun juga enak, turun dari kandang Badak, sekitar satu jam kita sampai di Kandang Batu, tempatnya datar dan luas, disini itu biasa juga buat tempat camp pendaki, tapi konon katanya Kandang Batu itu angker luh :? untung ngelewatinnya pas siang, hehehe. Lalu beberapa menit kemudian (ga sampe setengah jam deh pokoknya) kita ngelewatin sumber air panas, kaya di sauna, tapi jangan nyemplung ya, bahaya, takutnya kulit malah ngelupas. Terus buat yang pengen minum, sumpah saya sarankan jangan karena emang ga boleh diminum, air panas ntu mengandung belerang luh. Abis ngelewatin aliran sungai kecil air panas yang kita juga sempet maksi di deket sungai kecil ntu ada jalur yang lumayan xtreme luh, jadi ati-ati kalo ngelewatinnya. Jalannya itu aliran air panas, terus disebelah kiri kita itu jurang sekaligus air terjunnya si air panas, ngeri ga tu kalo jatuh?
Setelah berhasil ngelewatin aliran air, jalan ke bawahnya lebih nyenengin loh walopun sumpah sumprit ni jalan bikin aku jatoh, hehehe, lumayan sakit, soalnya musti ga bergerak ntu 10 menitan buat ngilangin rasa sakit, hehehe. Tapi disitu persis ada air terjun yang cantik luh, asoy deh buat foto2. Istirahat bentar lah buat nenangin pinggang :p
Sekitar 1,5 jam kita jalan lagi, kita nemuin Pos Panyancangan yang kalo kita mau ke air terjun Ciberem langsung aje belok ke kiri, ada petunjuknya koq. Tapi sayang ane ga bisa kesana, karena hari sudah gelap, huhuhu. Dan kita istirahat bentar disini sembari nunggu yang belakang (ga sabar buat turun kalo udah mau gelap gini).
Beberapa menit kita lanjut jalan lagi kita nglewatin jembatan kayu yang panjaaaaaaaaaaaang banget (lebay sangat deh :p) kalo siang mungkin asik nih foto2 disini, hehehe. Kita lanjut jalan lagi karena uda gelap jadi musti buruburu sampai Cibodas. Jalan jalan jalan dan jalan terus, eh sebenernya yang bikin semangat tu disebelah kiri kita jalan ada angka angka gitu, nah angkanya juga urut, jadi jane alannya agak cepet aja biar angka-angkanya cepet berakhir dan sampai 0 :p padahal ujan loh, makanya udah risih juga L
Woah, katanya kalo naik lewat Cibodas kita bakal lewatin telaga biru yang indah lo,, tapi sayaang seribu sayang saya gagal liat pemandangan Telaga Biru karena gelap T_T tapi sempet nyenter ke arah telaganya. Disini suasana agak nyeremin loh, ada gubuk juga disini, makanya agak serem, hehehe.
Jalan jalan jalan terus dan sudah 1 angka di kiri jalan :p asekkkkk, ketemu warung dan rombongan depan yang udah sampai lebih dulu.. asikkk… makan, kelaparan sangat deh…
Setelah selesai makan dan rombongan belakang udah sampai kita langsung ke Montana buat ngelapor kalo kita uda sampai bawah. Setelah melapor dan agak sedikit curhat kita langsung turun (karena uda ga tahan pengen mandi). Hah, jalan menuju YSI ternyata lama juga, tapi ga nyampe 20 menit si, hehehe.
Jam 20.00 kami sampai di YSI, Alhamdulillah. Dan mandi :D
Terimakasi buat mas Dawai yang udah mengijinkan basecamp YSInya buat kita menahan hawa dingin yang melanda Cibodas, hehehe. Mas-mas Montana dan Green Ranger yang mau membantu kami, mba warung depan basecamp YSI yang dilirik Akbar n Suryo padahal lebih manisan aku :p #ngarep. Dan petugas petugas di kantor perijinan Cibodas J. Thans powerfull #Loh.
Heran juga, biasanya kalo abis naik gunung itu kulit aku pasti gosong, tapi beda pas abis turun dari GP, kulit aku kinclong bok :D


Lembah Kasih Lembah Mandalawangi
Hangat
Sunyi
Senyap
Wangi
Jalan menujumu tak semulus wangimu
Tapi kini aku berdiri disini, ditemani hangatnya dekapan edelweismu
Dilengkapi manisnya kecupanmu
Dan kini bersama gelak tawa dan senyum kami menghiasi kesempurnaanmu
Terima kasih Mandalawangi
Kau kenangan paling indah dalam damaiku

Dedikated
Bintang Puwan P.
Dimas Ragil A
Maskardina Akbar F
Muyasaroh
Septi W
Surya W
Kapan kita mendaki lagi??? J

















Buat Estimasi dana n waktu saya rangkum disini nih J
Total Pengeluaran Transportasi dari Solo
Kereta berangkat (Kahuripan)                                                    Rp. 29.000,
Kereta pulang (Pasundan)                                                           Rp. 26.000,
Bus Padalarang – Bogor (Via Puncak)                                        Rp. 15.000,
Angkot Per3an Cibodas                                                             Rp. 15.000 (7 orang)
Bus Trans Bandung                                                                    Rp. 3000
Tiket Masuk TNGP                                                                   Rp. 4500
Angkot ke Gunung Putri                                                             Rp. 80.000 (7 0rang)

Waktu Perjalanan
Naik Via Gunung Putri
Pos Penjagaan – Lawang Seketeng (2460mdpl)                       = 4,5 jam
Lawang Seketeng – Alun-alun Surya Kencana                          = 2 jam 15 menit
Alun-alun Surya Kencana Barat – Puncak Gede                       = 50 menit
Puncak Gede – Kandang Badak                                               = 2 jam
Kandang Badak – Puncak Pangrango                                       = 5 jam

Turun Via Cibodas
Puncak Pangrango – Kandang Badak                                       = 2,5 jam
Kandang Badak – Kandang Batu                                              = 50 menit
Kandang Batu - Air panas                                                         = 20 menit
Air Panas – Pos Panyancangan                                                  = 1,5 jam
Pos Panyancangan – Telaga Biru                                                = 20 menit
Telaga Biru – Montana                                                               = 20 menit

Friday, May 20, 2011

Part of My Story



4-01-2011

Apa aku terlalu kuat hingga semua bisa aku tahan? Bisa aku lakuin? Bisa aku lewatin?
Atau aku hanya pura-pura kuat?
Jujur, aku belum bisa menerima akhir ini..
Aku masih berjalan sesuai langkahku, aku masih selalu berharap ga ada akhir kecuali mati.
Indah bakal datang pada waktunya, hal itu yang selalu tertanam di benakku..
Ilmu ikhlas memang sulit L

Wednesday, March 30, 2011

kenangan kita :)

Photobucket

Yes, just part of yesterday

Sunday, March 13, 2011

someone lost in my heart

Jika satu-satunya cara untuk kita agar tetap bersama adalah dalam mimpi, maka aku akan tetap tidur selamanya..

aku ingin terus tidur agar aku tak pernah tau kenyataan yang terjadi.. karena aku tak bisa terima kenyataan yang terjadi di dalam hubungan kita..



I really miss you so bad :(

Saturday, March 12, 2011

Ingatkan Aku


Apakah aku terlalu angkuh, sehingga Kau palingkan mukaMu??
apakah aku terlalu sombong hingga Kau tak pernah menyapaku??
Maaf, kata itu selalu terucap bila ku salah,
Kembalilah, kata pengharapanku...
Aku disini sendiri, tanpa hangat dekapanMu,
Ijinkan aku mencicipi nikmat DuniaMu,
yang pada akhirnya akhirat tujuanku..

Berikan aku kesempatan untuk mendaki bukit terjalMu,
Ijinkan aku menikmati indah awanMu di puncak gunung-gunungMu...
Ingatkan aku dalam badaiMu,
Cerahkan hatiku dalam MatahariMu...
Hangatkanku dalam dekap malamMu..

Alhamdulillah aku masih ada untuk ibadahku....

Friday, March 4, 2011

01-03-11 02:48

I am a LOSER!!!!



mungkin kata itu tepat buat aku saat jam itu..
aku udah berusaha buat nolak kamu, aku ngehindar dari kamu tapi kenapa masih maju?
aku bukan mainan boy, aku bukan sesuatu yang bisa kamu mainin dan kalau udah bosen kamu biarin terpuruk di sudut ruanganmu..

huh,,
rasanya susah banget buat masuk lagi di ruangan itu,, terlalu banyak kenangan pahit dan manis, dan paling akhir adalah pahit yang belum bisa terlupa walaupun rasa manisnya juga lebih dari itu..
tapi kenapa kamu giring aku lagi ke ruangan itu??
apa maksud kamu??
aku ga ngerti, tiba-tiba kamu berubah tidak seperti kita bertemu terakhir kali..

BINGUNG
itu jawabmu..
enak banget kamu ya,, begitu kamu bingung kamu langsung nyari sandaran buat bikin kamu nyaman..
kamu ga inget waktu kamu ninggalin aku kemarin? siapa yang jadi sandaranku? aku, siapa yang usab air mataku? aku, siapa yang nenangin diri dan bikin aku senyum? aku,
tapi sekarang kamu dengan enaknya bilang banyak masalah,,
hei boy,, aku belum bisa maafin kamu,,
kalau kata orang itu karma aku juga ga tau musti gimana, kamu yang bikin situasi jadi buruk..
aku ga bermaksud buat semua kacau, aku cuma bilang aku pengen bales kamu, tapi apa ada usahaku buat lakuin itu? ga, karena aku ga niat lakuin itu, tapi aku tetep belum bisa maafin kamu..

dan kau kembali genggam tanganku,
ga boy,
aku selalu diposisi yang salah, aku cuma pengen tenang boy, aku sudah mulai merajut mimpi, tapi kau kembali masuk ke dalamnya..

apakah ini akan terus berlangsung boy??
dulu ya dulu (aku mulai memahami dulu)
tapi sekarang? kenapa harus berbuat salah lagi?? saat kita tahu ini salah..

Saturday, February 5, 2011

puisi mandalawangi-pangrango

MANDALAWANGI-PANGRANGO

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu

aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya "tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
'terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

Mulai merajut mimpi kembali, beberapa bulan ini aku terlalu terpuruk dengan keadaan yang hanya karena sebuah rasa. Mungkin inilah jalanku saat ini. aku sendiri, menikmati mimpiku. walaupun mimpiku yang sebenarnya telah kau hancurkan. bodoh memang meninggalkan seseorang yang seharusnya tak kutinggalkan. Tapi sekarang harus menerima kenyataan, Dia bukan untukku aku bukan untuknya.
Tapi, mimpi-mimpi yang satu persatu kita raih harus ku lanjutkan lagi, Walaupun mungkin kau melupakan mimpi kita. inilah kehidupan, Aku suka kehidupan, aku suka masalah, aku suka meraih mimpi.
Biarkan kita sama-sama berjalan berjauhan, Walaupun aku masih ingin dirimu, walaupun kamu sudah mempunyai eidelweis baru, tapi suatu saat kau akan sadar siapa mimpimu  sebenarnya :)

Satu Tawa di Baduy

Mengunjungi Suku Baduy




Ga pernah terpikir di benakku sebelumnya bakal mengunjungi suku pedalaman, ya karena cerita-cerita menyeramkan dari teman-teman yang pernah berkunjung ke suku pedalaman. Suku Baduy, baru bulan Mei  tahun 2010 aku mendengar ada suku Baduy, hmm benar-benar kurang pengetahuan ya aku ini. Tak apalah, inilah hidup dari ga tau kemudian tau terus mencari tau dan mengerti.
Dimasa kuliah ini aku bener-bener memuaskan hasrat sebagai remaja, dari mulai hobi, kebebasan, nyoba nyari uang, dan masih banyak lagi, yap, setelah terkungkung di rumah dari SD sampai SMA. Sudahlah, masa itu sudah berakhir, sekarang aku jelajahi yang belum terjelajah dalam hidupku.
27 Mei 2010, semua uda siap dengan packingannya masing-masing, jam 4 sore rombongan yang ada 14 orang sudah ada di Stasiun Jebres Solo. Hmm, kami mau mengunjungi Baduy, aha.. rencana tersebut memang susah terencana jauh-jauh hari, berkat ajakan ALB atau alumni Gova di daerah Jakarta. Serasa jenuh dengan rutinitas mereka dan mungkin kangen kali ngeliat penerus mereka yang muda-muda dan lebih seger, hehehe..
Sepanjang perjalanan sangat bosan, walopun banyak orang di rombongan. Karena ini perjalanan malam jadi ga ada pemandangan yang terlihat dan anak-anak yang lain juga pada molor. Aku sih biasanya juga molor, tapi ga untuk perjalanan kali ini, gila, ke Jakarta men, kota yang cuma pas Study tour kesana, itu pun udah lama kale… aku liat wajah 1 per 1 temen-temen yang emang bisa dibilang saudaraku, mereka tenang, ga kaya aku, huh, cah koq gumunan, batinku :p
05.00 matahari mulai muncul walaupun malu-malu. Perjalanan yang melelahkan, duduk dan tidur, ga da kegiatan lain. Tapi setelah matahari mulai keluar dari peraduannya aku melihat gunung yang tinggi menjulang disebelah kiriku, Ciremai, hmm, kenangan buruk, ah, sudahlah.
Jam 7 pagi sampai stasiun Jatinegara, lama banget ni kereta, padahal kita udah ditunggu sama rombongan ALB di stasiun Kota. Padahal jurusan ni kereta yaitu Tanah Abang terus kita musti ke Stasiun Kota ngumpul disana terus cap cuz ke stasiun Rangkas Bitung Banten.
Tik tok tik tok,, akhirnya  sampai juga di Tanah Abang, turun dan langsung nyari kereta  ke Stasiun Kota. Beli tiket tapi ternyata jam berangkatnya masih lama, haduh, musti ngejar jadwal kereta yang mau berangkat ke Rangkas bitung, hade.. akhirnya si Ipank yang uda tau Jakarte mutusin buat nyater angkot ke Stasiun Kota aja, yatta..
Sampai di stasiun Kota kita disambut meriah sama kepala-kepala suku kita, hehehe ALB kita maksudnya. Langsung aja mba Sulis beli tiket ke Rangkasbitung, dan tau ga harganya berapa, 2000 rupiah, hade, meragukan.
Jam 07.30 kereta pun berangkat, dan raguku tadi terbukti, gila ni kereta, ga layak pakai dalemnya walaupun harga tiketnya Cuma 2000. Stasiun demi stasiun kita lewati dan 2 jam perjalanan berasa 20 jam, panas, sumpek, ga nyaman banget, padahal kita dari Solo juga naik ekonomi. Gimana ya kabar ALB kita, hehehe, mereka kan uda biasa hidup enak :p, peace kakak.

4 jam perjalanan yang semoga saja Cuma sekali ini aku jalani. Ternyata rombongan yang lain juga merasakan hal yang sama, 1 kata kapok. Hmm, perjalanan ke Desa Baduy lebih berat lagi kata mas Rony yang dapet info dari supir mobil carteran. Dari Rangkasbitung kita menuju kampung atau desa Ciboleger, yup pintu masuk Suku Baduy. Dar Rangkasbitung kita nyater mobil ukuran L500, yang udah dipesen sama mas Rony, jadi kita ga perlu tawar-tawaran lagi, ga bisa kasih info tentang harga juga, maaf ^^V.
Oke dah, aku mau gambarin dikit aja suku Baduy. Baduy merupakan sebuah desa adat yang berada di daerah Banten, tepatnya di desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Desa Baduy ini terbagi menajdi dua bagian yaitu Baduy luar dan Baduy dalam. Yang sangat menarik desa Baduy ini yaitu masyarakatnya yang masih tradisional dan menjunjung tinggi adat istiadat.
Daerah Baduy ini terpecah lagi menjadi beberapa kampung. Baduy dalam yang ketat dengan adatnya meliputi kampung Cibeo, Cikeurta warna, dan Cikeusik. Sedangkan Baduy luar meliputi kampung Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya.
Baduy yang mempunyai luas areal sekitar 5.108 ha ini mengasingkan diri dari masyarakat luar (tertutup) dan menolak budaya ataupun agama dari luar Baduy itu sendiri dengan cara mereka menganggap daerahnya tersebut sebagai tempat yang sangat suci. Selain itu, masyarakat Baduy sedikit menutup diri dengan kedatangan masyarakat dari luar Baduy, karena mereka menganggap itu akan merusak atau bisa mempengaruhi budaya yang mereka junjung tinggi tersebut.
Menurut masyarakat setempat, mereka mulai menutup diri dari msayarakat luar Baduy semenjak daerah merka dijadikan objek wisata. Tapi pada dasarnya masyarakat Baduy luar maupun Baduy dalam sangat baik. Buktinya, pas kita berkunjung kesana mereka menyambut dengan baik, walaupun sedikit mengganggu karena rombongan kami yang terlalu banyak.
Kepercayaan masyarakat Baduy itu sendiri dikenal dengan sunda wiwitan yang berakar pada pemujaan arwah nenek moyang. Inti dari kepercayaan ini yaitu ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, tidak ada perubahan konsep ajaran yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.
Menurut Wikipedia, kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Baduy adalah Arca Diomas. Memang, ketika kami berkunjung ke daerah Baduy ini, tidak ada tempat-tempat yang mereka sebut Arca Diomas ini. mungkin tempat Arca Diomas ini mereka rahasiakan, takut ada kesuciannya terpengaruh oleh ajaran dari luar Baduy.
Selain keprcayaan, bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Saya sempet kesulitan juga berkomunikasi dengan mereka, okelah memang sebagian bisa bahasa Indonesia, tapi ibu-ibu yang saya ajak bicara itu kebanyakan ga bisa dan ga tau Bahasa Indonesia. Orang Kanekes ‘dalam’ tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja. Disana juga tidak ada sekolahan lo. Jadi musti keluar bagi yang ingin sekolah. Yatta.
Secara garis besar, antara Baduy luar dengan Baduy dalam sama. Tetapi ada sedikit yang membedakannya. Diantaranya, ikat kepala yang mereka pakai. Masyarakat Baduy dalam memakai ikat kepala yang berwarna putih sedangkan masyarakat Baduy luar memakai yang berwarna biru atau hitam. Selain ikat kepala, masyarakat Baduy dalam lebih ketat mengikuti adat dibandingkan dengan masyarakat Baduy luar yang sudah mulai mengenal bahkan mencangkok kebudayaan dari luar.
Yang perlu kita ingat ketika kita berkunjung ke Baduy (baduy luar ataupun baduy dalam) sebaiknya kita jangan pernah mengeluarkan barang-barang elektronik yang kita punya, baik itu handphone ataupun kamera. Konon katanya, masyarakat Baduy sangat anti dengan barang-barang teknologi karena itu akan mempengaruhi kesucian adat mereka. Tapi emang jangan mengeluarkan barang-barang elektronik, matikan aja ya :)
Selain barang elektronik, daerah Baduy ini juga memiliki peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat Baduy ataupun orang-orang yang berkunjung kesana. Peraturan tersebut yaitu kita dilarang ketika mandi ataupun hanya sekedar cuci muka disungai tidak boleh menggunakan sabun ataupun barang-barang lainnya. Kata masyarakat setempat itu bisa merusak atau mencemari lingkungan mereka.
Masyarakat Baduy ketika mandi, mereka tidak pernah menggunakan sabun, shampo ataupun odol untuk megggosok gigi tetapi mereka menggunakan rumput. Karena mereka menganggap itu lebih alami dan tidak merusak lingkungan. Masyarakat Baduy ini memiliki bahwa mereka harus menjaga kesucian daerah mereka dan kesakralan adat yang diciptakan oleh para leluhur tanpa mengubahnya sedikitpun. Tapi orang-orangnya kulitnya kaya seleb, gila, kinclong, putih dah, ada yang mirip nikita willy kata kakak.

Yap, itu gambaran suku Baduy, sekarang aku critain perjalanan kami berkunjung ke Baduy. Yatta. Desa Ciboleger bisa dikatakan pintu masuk menuju suku Baduy. Kendaraan juga hanya sampai sini aja, selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki, hmm, bagaimana nanti kabar ALB2 yang kebanyakan udah pensiun dari dunia hiking ya?
Jam menunjukan jam 4 sore, hmm, sudah mau gelap, kita ambil resiko perjalanan malam kali ini, katanya Guide si cuma 3-4 jam menuju Desa Cibeo, tapi kita bawa sesepuh yang tau sendiri lah kalo udah berumur, hehehe, sekali lagi peace kakak. Semua mempersiapkan senter biar ntar ga bingung nyari-nyari. Yap, sudah berganti pakaian tempur, dengan ransel yang disampingnya sudah tersedia minum kalau haus :D
Begitu masuk desa kita disambut sama lurah yang disebut Jaro, dan emang kita musti lapor dulu sama Jaro sebelum masuk. Naik naik naik dan naik, hum kaya naik gunung aja, tapi ini lebih variasi koq. Belum terlalu jauh kita nglewatin danau yang banyak orang nyari ikan alias mincing, hehehe, poto. Malam semakin dekat, aku aja sempetin sholat magrib di gubuk. Jarum jam terus berputar, perjalanan juga semakin melelahkan, karena musti jadi sweaper, ga enak banget kan moso ALB masih jadi sweaper, no problem kakak, hanya berusaha menjadi sosok kalian dulu :)
Tepat jam 8 malam, rombongan yang belakang bertemu dengan rombongan depan dan waktunya makan walaupun hanya di tempat terbuka, nikmat sekali. Setelah makan, perjalanan dilanjutkan, yatta, akirnya jam setengah 12 kami sampai di Cibeo, tempat kita menginap, huhuhu, Alhamdulillah.
Paginya kita berbincang-bincang sama jubirnya Baduy Dalam, make bahasa Indonesia tentunya. Banyak pedagang yang entah itu dari Baduy Dalam atau Luar di sini menjajakan dagangannya ke pengunjung, karena emang ga cuma rombongan kita yang berkunjung kesini. Ada kaos, gelang, dan pernak pernik lainnya. Berhubung aku lagi mepet uangnya, aku beli gelang aja, tapi aku suru buatin di tanganku langsung, sampai sekarang belum aku copot ni :D Berinteraksi dengan orang suku Baduy Dalam sangat nyenengin, walaupun komunikasinya terkadang make bahasa isyarat, maklum aku ga bisa bahasa sunda euy. O ya, orang-orang di Baduy Dalam itu pakaiannya putih-putih, kulit mereka juga putih-putih -.- anak-anak kecil perempuan disana udah dipakaiin baju panjang semacam daster gitu, wah lucu banget kaya boneka. Mana anak kecilnya pada diumbar lagi, tanpa pengawasan, padahal mereka mandinya di kali lo.
Menurut info orang bule ga boleh masuk ke Baduy Dalam lo. Memang adat istiadat Baduy Dalam masih sangat kental. Pimpinan suku Baduy disebut Puun, jadi di tiap-tiap desa ada Puun sendiri-sendiri. Pernikahan di Suku Baduy Ada tiga proses lamaran yang diajukan keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan. Lamaran pertama diajukan untuk mengungkapkan keinginan meminang anak perempuan. Setelah delapan bulan, lamaran kedua diajukan. Lamaran kedua merupakan bukti kesungguhan keluarga laki-laki menikah dengan anak perempuan keluarga itu. Selang lima bulan, lamaran ketiga diajukan, dan jika disetujui pernikahan dapat segera dilangsungkan. Ketiga lamaran ini harus dilalui oleh setiap warga Baduy, terutama di Baduy Dalam. Untuk Baduy Luar, banyaknya lamaran bisa kurang dari tiga kali. Selama masa lamaran ini, pinangan laki-laki masih mungkin ditolak. Selama masa lamaran, warga Baduy menjalani bobogohan atau yang kita kenal sekarang sebagai pacaran. Bobogohan merupakan saat perkenalan antara laki-laki dan perempuan yang akan menikah atau dinikahkan. Laki-laki mengunjungi perempuan, calon istrinya. Tetapi, kedatangan laki-laki ini tidak boleh sendiri. Ia harus datang bersama teman- teman laki-laki. Di Baduy seorang laki-laki dan perempuan yang belum menikah tidak boleh terlihat berduaan. Dalam proses tersebut seorang Puun juga harus ikut andil alias musti terlibat didalamnya. O ya, adat Baduy melarang poligami atau poliandri, yatta.
Peralatan yang ada di rumah-rumah masih tradisionil buanget lo, gelas dan piring aja masih make bambu, hmmm. O ya, belum aku certain bentuk rumahnya, rumah Suku Baduy Dalam tu kaya rumah panggung gitu, jadi musti naik tangga bambu sekitar 3-4 anak tangga, ruangan di dalam pun juga Cuma 2-3 ruangan aja, ruang tamu, dapur, dan gudang mungkin, hehehe, aku kan ga menjelajah :p. eh iya, kita mungkin ga kasih uang buat berkunjung ke Baduy ini, tapi layaknya seorang tamu jauh kami disarankan membawa bingkisan berupa terasi dan ikan asin, ga tau buat lambang apa, tapi emang gitu adatnya.

Mungkin baru itu yang bisa aku gambarin. Siang hari kami musti turun ke Gajeboh tempat nginep kita sebelum turun ke Ciboleger lagi esok pagi, ngejar biar gak kemaleman nyampe Jakarta cuy, kan kasian ALB yang udah pada kerja, kalo mahasiswa kaya kita mah enjoy aja, kan libur :D
Ga kalah seru ni perjalanan ini, soalnya kita turun ke Ciboleger lagi itu lewat jalan yang beda :D karakteristik jalannya si sama, tapi kalo kita lewat jalan yang belum terlewati tu rasanya asik gimana gitu. Sempet kita ketemu sama penjual pete dan aku menyerbunya donk, malu juga cuma aku aja yang doyan tu lalapan. Setelah melewati bukit-bukit sampailah kita di perkampungan yang sudah termasuk Baduy Luar, tapi rasanya masih kaya di Baduy dalam, walaupun kamera sudah kita keluarkan buat jeprat jepret karena menurut guide batas penggunaan barang elektronik dan bahan kimia adalah sungai besar yang kita lewatin tadi.
Berasa piknik keluarga niy,, tapi emang keluarga besar Gopala Valentara plus Alumni FH UNS, hehehe, nyempil ya mba mba :p
Sebelum nyampe tempat nginep di Gazeboh ada jembatan kayu lagi, kayaknya emang tiap desa dibatesin sungai kali ya, kita sempetin foto-foto di jembatan kayu yang kokoh ini. Jam 4 sore kita sampai di tempat nginep, tempatnya sama siy kaya di Baduy dalam, tapi tetep ni yang punya mbah mbah ga bisa bahasa Indonesia, nasib. Disini juga ada kamar mandi, walaupun ga da tutupnya –", tapi aku sama Vika lebih milih mandi di sungai karena kelamaan nunggu yang sampai malem. Sempet ada rasa was was, tapi gapapalah, uda malem ini, hehehe, ga keliatan cin kalo ga make senter.
Malemnya kita ngumpul, kaya keluarga gitu, bikin kopi, hmm, sedap dah, kangen sama suasana kaya kemarin, padahal kan ada yang baru sekali ntu aku ketemu ma orang-orangnya. Cerita ngalor ngidul gitu, termasuk rencanaku naik Ciremai atau Salak atau Gede Pangrango sama mas Heru dan temen-temen yang lain. Ampe malem banget, terus bobo bentar dah buat isi tenaga besok pagi menuju Ciboleger. Yang aku tahu ada yang bobo diluar, ga kebagian tempat ya mas? :p
Paginya, sekitar jam 8 kita uda siap berangkat, ga make mandi ah, cumuk aja :p.  sebelumnya nikmatin suasana desa ini dulu, hmmm. Nyaman banget. Eh ya, disini juga belum ada penerangan lo. Perjalanan kali ini sama mengasyikan lo, kringet juga bercucuran, tapi canda tawa ga lepas dari kami. Setelah sekitar 3 jam jalan kita ketemu penjual cendol, tapi entahlah nama disana yang penting aku langsung serbu, setelah nanya masih jauh ga kata penjualnya udah deket, 15 menit lagi, asik asik.

Abis dhuhur kita uda sampai di Ciboleger semua, termasuk tadi uda mampir beli cangkir, beli baju dan beli oleh-oleh lainnya. Bersih-bersih, prepare dan pulang menuju Rangkasbitung. Dan naik kereta yang super duper sumpek sangat sangat. Bener aja, sampai di Rangkasbitung kereta belum datang, tapi calon penumpang bejibun, alamat ga dapet tempat duduk niy. Yap, setelah nama nunggu, ampe guling-guling gara-gara bosen datanglah kereta yang aku ma rombongan udah males gitu buat naik, abisnya uda penuh puol, hasilnya rombongan cowo ga pada duduk, terus rombongan ALB dan cewe-cewe pada dapet tempat duduk, walaupun mencar-mencar, sumpah kalo ga kepepet aku ga bakal naik kereta ini lagi, pas lah ma 2000 rupiahnya. Pak Menhub, ni lo diperhatiin :B

Berbagai macam pose tidur udah kita peragain tapi belum nyampe juga di Jakarta, ampun dah, uda ga betah kakak. Abis magrib gitu kita udah sampai di daerah Jakarta, aku ga tau daerah mana, tapi mba Sulis sama Mas Totok turun duluan karena emang rumah mereka deket situ. Kalo rombongan lain menuju stasiun Kota lagi. Ya Allah, paringono sabar, moso udah mau sampai cuma 15 menit kata mas Heru keretanya macet, ga tau nunggu apa. Tapi disitu malah bikin kita ngumpul kaya keluarga yang dirumah gitu. Hmm,.
Jam 7 kita sampai di stasiun kota dan bingung niy rombongan Solo mau diarahin kemana, hehehe. Tapi kita sepakatin buat tidur ke tempat Ipank di daerah Jatinegara. Naik busway :O pengen ketawa aja kita, emang sebagian besar dari kita itu baru sekali naik Busway, untung ada Mba C’mul yang satu arah ma kita. Kalo ngebayangin kejadian waktu itu bikin ketawa-ketawa sendiri, maaf ya mba mba mas-mas yang ada di Busway waktu itu. Selanjutnya aku ga bisa cerita lagi soalnya daerah-daerah di Jakarta belum tau faseh, besuk dah kalo kesana lagi aku pegang peta, biar tau arah tujuannya. Kalo kemarin masih ada Ipank sama mba C’mul ya aku tinggal ngikut aja. Jam 10.30 kita sampai di rumah Ipank, go to bath, hah, ga suka sama cuaca di Jakarta, kemrungsung gitu. Yap, akhirnya menikmati kasur setelah bersumpek-sumpek ria di kereta.
Mungkin kita masih musti melanjutkan perjalanan ke Solo, tapi musti istirahat dulu dah. Makasih buat Mas Heru, Mas Rony, Mas Indra, Mas Totok, Mas Anjar, Mas Imuk, Mba C’mul, Mba Sulis, Mba Anggek, Mba Anggi (maaf mba lupa panggilanmu :p), Dx Dita uda nganter kita ke Baduy, pengalaman baru, ga Cuma kenal gunung, tebing n pantai tapi ternyata masih ada masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai kealaman dan adat istiadat. Banyak cerita, banyak pengalaman, banyak belajar dari kalian, semoga besok aku bisa kaya kalian :)